Assalamu'alaikum wr. wb..Selamat datang di blog hematologi, Semoga bermanfaat ya.. Terimakasih

Minggu, 22 Juni 2014

ANEMIA HEMOLITIK NON IMUN

Anemia hemolis adalah kadar hemoglobin kurang dari nilai normal akibat kerusakan sel eritrosit yang lebih cepat dari kemampuan sumsum tulang untuk menggantikannya.
Etioligi dan Klasifikas
Pada prinsipnya anemia hemolisis  dapat terjadi karena:
- Defek molekular : hemoglobinopati atau enzimopati
- Abnormalitas struktur dan fungsi membran-membran
- Faktor lingkungan seperti trauma mekanik atau autoantibodi

Berdasarkan ada tidaknya keterlibatan imunoglobulin pada kejadian hemolisis, anemia hemolisis dikelompokkan menjadi:
Anemia hemolisis imun. Hemolisis terjadi karena keterlibatan antibody yang biasanya IgM atau gM yang spesifik untuk antigen eritrosit pasien
Anemia hemolisis non imun. Hemolisis terjadi tanpa keterlibatan imunoglobulin tetapi karena faktor defek molekular, abnormalitis stuktur membran, faktor lingkungan yang bukan autoantibodi seperti hipersplenisme, kerusakan mekanik eritrosit karena mikroangiopati atau infeksi yang mengakibatkan kerusakan eritrosit tanpa mengikutsertakan meanisme imunologi seperti malaria, babesiosi dan klostridium.

Sabtu, 21 Juni 2014

ANEMIA MEGALOBLASTIK

ANEMIA MEGALOBLASTIK
Anemia megaloblastik merupakan kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai oleh sel megaloblastik. Kriteria anemia dan defisiensi gizi menurut WHO 1972 sebagai berikut :
Dinyatakan anemia, bila kadar hemoglobin pada ketinggian permukaan laut lebih rendah dari nilai pada golongan umur yang ada yaitu:
  • Anak umur 6 bulan-6 tahun :11/g 100 ml
  • 6 tahun-14 tahun:12 g/100 ml
  • Pria dewasa :13 g/100 ml
  • Perempuan dewasa tidak hamil:12g/100 ml
  • Perempuan dewasa hamil : 11 g/100 ml
Untuk anemia gizi,  selain kadar hemoglobin ditambah tokok ukur kadar besi, asam folat dan vitamin B12.
Perlu diingat bahwa peningkatan atau penurunan hemoglobin atau hematokrit adakalanya palsu. Keadaan yang dapat meningkat palsu ialah : berkurangnya plasma darah, combusio (luka bakar), diuresis yang berlebihan, dehidrasi. Kadar rendah palsu contohnya pada keadaan hamil atau dekompensasi jantung.
Anemia megaloblastik adalah gangguan yang disebabkan oleh sintesis DNA yang terganggu.

ANEMIA DEFISIENSI BESI

ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Berbeda dengan anemia defisiensi besi, pada anemia akibat penyakit kronik penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang oleh karena pelepasan besi dari sistem retikuloendotelelia berkurang, sedangkan cadangan besi masih normal.Pada anemia sideroblastik penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang karena gangguan mitokondriayang menyebabkan inkorporasi besi ke dalam heme terganggu. Oleh karena itu ketiga jenis anmia ini digolongkan sebagi anemia dengan gangguan metabolisme besi. Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai, terutama di negara  negara tropik atau negara dunia ketiga, oleh karena sangat berkaitan erat dengan taraf sosial ekonomi. Anemia ini mengenai lebih dari sepertiga penduduk dunia yang memnberikan dampak kesehatan yang sangat merugikan serta dampak sosial yang cukup serius.

ANEMIA APLASTIK

ANEMIA APLASTIK
Anemia aplastik merupakan kegagalan hemopoisesis yang relatif jarang ditemukan namun berpotensi mengancam jiwa. Penyakit ini ditandai oleh pansitopenia dan aplasiasumsum tulang dan pertama kali dilaporkan tahun 1888 oleh Ehrlich pada seseorang perempuan muda yang meninggal tidak lama setelah mederita penyakit dengan gejala anemia berat, perdarahan dan hiperpireksi.
Anemia aplastik didapat umumnya muncul pada usia 15 sampai 25 tahun ; puncak insidens kedua yang lebih kecil muncul setelah usia 60 tahun. Umur dan jenis kelamin pun bervariasi secara geografis. Perjalanan penyakit pada pria juga lebih berat dari pada perempuan. Perbedaan umur dan jenis kelamin mungkin disebabkan oleh resiko pekerjaan, sedangkan perbedaan geografis mungkin disebabkan oleh pengaruh lingkungan.

ANEMIA

ANEMIA
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity). Secara praktis anemia ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count). Tetapi yang paling lazim dipakai adalah kadar hemoglobin, kemudian hematokrit. Harus diingat bahwa terdapat keadaan-keadaan tertentu di mana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut dan kehamilan.
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi merupakn gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disaase). oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidaklah cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut.