Assalamu'alaikum wr. wb..Selamat datang di blog hematologi, Semoga bermanfaat ya.. Terimakasih

Sabtu, 21 Juni 2014

ANEMIA APLASTIK

ANEMIA APLASTIK
Anemia aplastik merupakan kegagalan hemopoisesis yang relatif jarang ditemukan namun berpotensi mengancam jiwa. Penyakit ini ditandai oleh pansitopenia dan aplasiasumsum tulang dan pertama kali dilaporkan tahun 1888 oleh Ehrlich pada seseorang perempuan muda yang meninggal tidak lama setelah mederita penyakit dengan gejala anemia berat, perdarahan dan hiperpireksi.
Anemia aplastik didapat umumnya muncul pada usia 15 sampai 25 tahun ; puncak insidens kedua yang lebih kecil muncul setelah usia 60 tahun. Umur dan jenis kelamin pun bervariasi secara geografis. Perjalanan penyakit pada pria juga lebih berat dari pada perempuan. Perbedaan umur dan jenis kelamin mungkin disebabkan oleh resiko pekerjaan, sedangkan perbedaan geografis mungkin disebabkan oleh pengaruh lingkungan.
KLASIFIKASI
Berdasarkan derajat pansitopenia darah tepi, anemia aplastik dapat diklasifikasikan menjadi tidak berat, berat, atau sangat berat.


KLASIFIKASI
KRITERIA
Anemia aplastik berat
·         Selularitas sumsum tulang
·         Sitopenia sedikitnya dua dari tiga seri sel darah

Anemia aplastik sangat berat
Anemia aplastik tidak berat

<25%
·         Hitung neutrofil <500
·         Hitung trombosit <20000
·         Hitung retikulosit absolute <60000
Sama seperti di atas kecuali neutrofil <200
Sumsum tulang hiposelular namun sitopenia tidak memenuhi criteria berat

Risiko morbiditas dan mortalitas lebuh berkolerasi dengan derajat keparahan sitopenia  ketimbang selularitas sumsum tulang. Angka kematian setelah dua tahun dengan perawatan suportif saja untuk pasien anemia aplastik berat atau sangat berat mencapai 80% ; infeksi jamur dan sepsis bakterial merupakan penyebab kematian utama. Anemia aplastik tidak berat jarang mengancam jiwa dan sebagian besar tidak membutuhkan terapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar